Laporan Khusus Workflovaa | Analisis Tren & Keselamatan Mainan 2025

Seiring produsen mainan berlomba menghadirkan teknologi terbaru ke ruang bermain anak, sebuah peringatan tegas kembali muncul. Organisasi advokasi Fairplay mengeluarkan advisory pada 20 November 2025 yang memperingatkan bahwa mainan dengan kecerdasan buatan (AI-embedded toys) dapat mengganggu perkembangan sehat anak dan membawa risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari 150 pakar perkembangan anak, keamanan digital, dan lembaga pendukung keluarga ikut mendukung peringatan tersebut.

Apa yang Dimaksud dengan Mainan AI?

Fairplay menjelaskan bahwa mainan AI merupakan:

“Mainan seperti boneka, robot, plushies, atau figur yang dibekali chatbot berbasis kecerdasan buatan dan dirancang untuk berkomunikasi layaknya teman tepercaya dengan meniru karakteristik dan emosi manusia.”

Contoh yang sudah beredar di pasar termasuk:

  • Miko
  • Smart Teddy
  • Folotoy
  • Roybi
  • Loona Robot Dog
  • Model dari Curio Interactive seperti Gabbo/Grem/Grok
  • Bahkan, Mattel telah mengumumkan rencana merilis lini mainan berbasis AI dengan target usia mulai bayi.

Risiko Utama Menurut Fairplay

Dalam ringkasan satu halaman, terdapat lima alasan mengapa orang tua sebaiknya tidak memberikan mainan AI kepada anak, yaitu:

1. Menggunakan teknologi yang sebelumnya telah menyebabkan dampak berbahaya

Kasus hukum terhadap Character.AI memicu sorotan setelah laporan menyebutkan chatbot memicu pikiran bunuh diri pada anak hingga terjadinya kematian seorang remaja 14 tahun.

2. Memanfaatkan kepercayaan alami anak

Anak kecil memiliki kemampuan evaluasi risiko yang jauh lebih rendah dibanding remaja.

3. Mengganggu hubungan emosional nyata & ketahanan psikologis

Mainan AI dapat menggantikan interaksi manusia yang penting bagi perkembangan sosial.

4. Mengumpulkan data pribadi keluarga

Data sensitif dapat digunakan untuk memodifikasi AI agar semakin menarik dan adiktif.

5. Menghambat kreativitas & permainan imajinatif

Berbeda dengan boneka biasa yang mendorong pretend play, AI memimpin arah permainan melalui skrip dan respons preset.

Fairplay menambahkan contoh temuan pengujian:

  • AI memberi tahu anak lokasi menemukan pisau
  • Memberikan instruksi menyalakan api
  • Percakapan dengan konten seksual

Pandangan Pakar

Rachel Franz, Direktur Program Young Children Thrive Offline di Fairplay, menyatakan:

“Teknologi AI pendamping telah merugikan remaja. Memasukkan teknologi yang sama ke mainan lucu dan ramah anak berpotensi membuka risiko yang tidak kita pahami sepenuhnya.”

Ia menegaskan:

“Anak seharusnya bermain dengan mainan mereka — bukan dimainkan oleh mereka.”

Tanggapan Regulator & Industri

Pada 11 September 2025, Federal Trade Commission (FTC) memulai penyelidikan terhadap AI chatbot pendamping.

Ketua FTC, Andrew N. Ferguson, menyampaikan bahwa pemerintah:

“memprioritaskan perlindungan anak sekaligus tetap mendorong inovasi.”

Sementara itu, The Toy Association — mewakili lebih dari 900 perusahaan mainan AS — menyatakan mendukung penggunaan AI secara hati-hati, menegaskan bahwa semua produk tetap berada di bawah lebih dari 100 standar keselamatan fisik.

Namun laporan terbaru dari Public Interest Research Group (13 November 2025) menemukan bahwa:

  • beberapa mainan AI membahas topik tidak pantas,
  • memberikan saran berbahaya,
  • dan sistem guardrail yang diterapkan produsen tidak konsisten dan kadang gagal total.

Permintaan komentar dari Keyi Technology, Mattel, dan OpenAI tidak mendapatkan respons.

Mengapa Ini Penting Bagi Orang Tua & Industri Mainan di Indonesia

Tren global biasanya masuk ke pasar Asia dalam 12–24 bulan. Artinya:

✅ Indonesia berpotensi menjadi pasar baru mainan AI
✅ Tidak ada regulasi lokal spesifik untuk AI pada mainan
✅ Orang tua mungkin percaya bahwa “edukatif” = aman
✅ Retailer dapat memasarkan tanpa kejelasan pengawasan

Kesimpulan Editorial

Mainan berbasis AI menghadirkan dilema baru:

Potensi ManfaatPotensi Risiko
interaktif, personalisasi responsadiksi, ketergantungan emosional
pembelajaran berbasis percakapanpelanggaran data & privasi keluarga
stimulasi bahasagangguan perkembangan imajinasi
akses awal teknologipaparan konten berbahaya & manipulatif

Sebagai media kurasi mainan, Workflovaa menilai bahwa hingga regulasi, transparansi data, dan uji keamanan psikologis diberlakukan, kehati-hatian adalah langkah terbaik.


Sumber & Referensi

  • Fairplay Advisory on AI Toys (20 November 2025)
  • Public Interest Research Group Report on AI Toys (13 November 2025)
  • FTC Announcement on AI Companion Inquiry (11 September 2025)
  • The Toy Association Policy Statement on AI in Toys (October 2025)
  • The Epoch Times, Artikel asli oleh Naveen Athrappully (23 November 2025)

Rekomendasi Pilihan Editor

© 2025 WORKFLOVAA – Direktori Mainan Kita. All Rights Reserved.
Social Share Buttons and Icons powered by Ultimatelysocial

Sign In

Register

Reset Password

Please enter your username or email address, you will receive a link to create a new password via email.